Hemat Listrik
WFH
Energi Efisien
Tips Rumah Tangga
Penghematan Energi

Cara Praktis Menghemat Energi Listrik di Rumah Selama WFH

27-11-2024 7 min read

Cara Praktis Menghemat Energi Listrik di Rumah Selama WFH

Sejak pandemi COVID-19 melanda, banyak perusahaan menerapkan kebijakan Work From Home (WFH) untuk menjaga kesehatan karyawan dan memutus rantai penyebaran virus. Meskipun bekerja dari rumah memberikan fleksibilitas, hal ini juga berdampak pada peningkatan konsumsi listrik rumah tangga. Data menunjukkan bahwa selama periode WFH, konsumsi listrik rumah tangga meningkat hingga 3% .

Peningkatan penggunaan peralatan elektronik seperti komputer, laptop, dan pendingin ruangan selama jam kerja di rumah berkontribusi signifikan terhadap kenaikan tagihan listrik bulanan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami cara-cara praktis dalam menghemat energi listrik selama WFH. Dengan menerapkan langkah-langkah efisien, kita tidak hanya dapat menekan biaya listrik, tetapi juga berkontribusi pada pelestarian lingkungan dengan mengurangi emisi karbon.

Artikel ini akan membahas berbagai strategi dan tips praktis yang dapat Anda terapkan untuk mengoptimalkan penggunaan listrik di rumah selama WFH, sehingga Anda dapat bekerja dengan nyaman tanpa khawatir tagihan listrik membengkak.

Mengapa Tagihan Listrik Meningkat Selama WFH?

Penerapan kebijakan Work From Home (WFH) telah mengubah pola aktivitas harian kita, yang berdampak langsung pada konsumsi listrik rumah tangga. Beberapa faktor utama yang menyebabkan peningkatan tagihan listrik selama WFH antara lain:

  1. Penggunaan Peralatan Elektronik yang Lebih Intensif

    Bekerja dari rumah memerlukan penggunaan perangkat seperti komputer, laptop, printer, dan perangkat pendukung lainnya sepanjang hari. Jika sebelumnya perangkat ini hanya digunakan selama beberapa jam di kantor, kini penggunaannya meningkat secara signifikan di rumah.

  2. Penggunaan Pendingin Ruangan (AC) dan Kipas Angin

    Untuk menciptakan lingkungan kerja yang nyaman, banyak orang mengoperasikan AC atau kipas angin lebih lama dari biasanya. Perangkat ini dikenal sebagai salah satu konsumen listrik terbesar di rumah tangga.

  3. Aktivitas Rumah Tangga yang Meningkat

    Selain bekerja, aktivitas lain seperti memasak, mencuci, dan menonton televisi juga meningkat selama WFH. Hal ini berkontribusi pada peningkatan konsumsi listrik secara keseluruhan.

Menurut data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), konsumsi listrik rumah tangga mengalami kenaikan sebesar 1% hingga 3% selama periode WFH . Oleh karena itu, memahami penyebab kenaikan ini adalah langkah awal untuk mengidentifikasi strategi penghematan yang efektif.

Peralatan Elektronik dengan Konsumsi Listrik Tinggi

Selama periode WFH, beberapa peralatan elektronik di rumah berkontribusi signifikan terhadap peningkatan konsumsi listrik. Memahami perangkat mana saja yang paling boros energi dapat membantu kita mengambil langkah-langkah penghematan yang tepat. Berikut adalah beberapa peralatan tersebut:

  1. Air Conditioner (AC) dan Kipas Angin

    AC merupakan salah satu perangkat dengan konsumsi listrik tertinggi di rumah. Penggunaan AC berkapasitas 1 PK dapat menghabiskan daya sekitar 750-800 watt per jam. Sementara itu, kipas angin memang lebih hemat, namun jika digunakan terus-menerus juga dapat menambah konsumsi listrik secara signifikan.

  2. Komputer dan Laptop

    Bekerja dari rumah memerlukan penggunaan komputer atau laptop dalam jangka waktu yang lama. Komputer desktop biasanya mengonsumsi daya sekitar 200-500 watt, tergantung spesifikasinya. Laptop lebih efisien dengan konsumsi sekitar 50-100 watt, namun penggunaan terus-menerus tetap berkontribusi pada peningkatan tagihan listrik.

  3. Televisi dan Perangkat Hiburan

    Selama WFH, waktu luang di rumah sering diisi dengan menonton televisi atau menggunakan perangkat hiburan lainnya seperti konsol game. Televisi LED berukuran 32 inci mengonsumsi sekitar 30-55 watt, sedangkan konsol game dapat menghabiskan daya hingga 150 watt saat digunakan.

  4. Peralatan Dapur

    Aktivitas memasak yang meningkat selama WFH juga berdampak pada konsumsi listrik. Peralatan seperti microwave, oven listrik, dan rice cooker memiliki konsumsi daya yang cukup tinggi. Misalnya, microwave dapat mengonsumsi daya antara 600-1.500 watt, tergantung pada model dan penggunaannya.

Dengan mengetahui peralatan mana saja yang paling banyak mengonsumsi listrik, kita dapat lebih bijak dalam penggunaannya dan mencari alternatif yang lebih hemat energi.

Tips Praktis Menghemat Energi Listrik Selama WFH

Mengelola konsumsi listrik secara efisien selama bekerja dari rumah (WFH) tidak hanya membantu menekan biaya, tetapi juga berkontribusi pada pelestarian lingkungan. Berikut adalah beberapa langkah praktis yang dapat Anda terapkan:

  1. Optimalkan Penggunaan AC dan Kipas Angin

    • Atur Suhu Optimal: Setel suhu AC pada 24-26°C untuk kenyamanan sekaligus efisiensi energi. Setiap penurunan 1°C dapat meningkatkan konsumsi listrik hingga 6% .

    • Gunakan Timer: Manfaatkan fitur timer untuk mengatur waktu operasional AC, sehingga tidak menyala lebih lama dari yang diperlukan.

    • Perawatan Rutin: Bersihkan filter AC secara berkala agar perangkat bekerja lebih efisien dan tidak boros energi.

  2. Gunakan Lampu Hemat Energi

    • Beralih ke Lampu LED: Lampu LED mengonsumsi daya lebih rendah dan memiliki umur pakai lebih lama dibandingkan lampu pijar konvensional .

    • Manfaatkan Pencahayaan Alami: Buka tirai dan jendela pada siang hari untuk memaksimalkan cahaya matahari, sehingga mengurangi kebutuhan akan lampu.

  3. Matikan dan Cabut Peralatan yang Tidak Digunakan

    • Hindari Mode Standby: Perangkat elektronik dalam mode standby tetap mengonsumsi listrik. Matikan sepenuhnya perangkat seperti televisi, komputer, dan peralatan dapur saat tidak digunakan.

    • Cabut Charger: Charger yang tetap terpasang di stop kontak meskipun tidak digunakan masih menarik arus listrik. Cabut setelah selesai mengisi daya perangkat .

  4. Atur Jadwal Penggunaan Peralatan Berat

    • Mesin Cuci dan Setrika: Gunakan peralatan ini pada waktu tertentu, misalnya di luar jam sibuk listrik, untuk menghindari tarif yang lebih tinggi dan mengurangi beban listrik rumah.

    • Masak Secukupnya: Masak nasi atau makanan lain dalam jumlah yang cukup untuk kebutuhan, sehingga mengurangi frekuensi penggunaan rice cooker atau peralatan masak listrik lainnya.

  5. Gunakan Power Strip dengan Sakelar

    • Pengendalian Terpusat: Dengan menggunakan power strip yang memiliki sakelar, Anda dapat memutus aliran listrik ke beberapa perangkat sekaligus dengan mudah saat tidak digunakan.

    • Keamanan Tambahan: Selain menghemat listrik, ini juga membantu melindungi perangkat dari lonjakan arus listrik.

Dengan menerapkan langkah-langkah di atas, Anda dapat mengurangi konsumsi listrik secara signifikan selama WFH, menjaga tagihan tetap terkendali, dan berkontribusi pada efisiensi energi secara keseluruhan.

Manfaat Investasi pada Peralatan Berlabel Hemat Energi

Mengganti peralatan rumah tangga dengan yang berlabel hemat energi dapat memberikan berbagai keuntungan, baik dari segi ekonomi maupun lingkungan. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari investasi ini:

  1. Penghematan Biaya Listrik Jangka Panjang

    Peralatan berlabel hemat energi dirancang untuk menggunakan daya listrik lebih efisien. Meskipun harga awalnya mungkin lebih tinggi, penghematan pada tagihan listrik bulanan akan terasa dalam jangka panjang. Sebagai contoh, lampu LED mengonsumsi energi sekitar 75% lebih sedikit dibandingkan lampu pijar konvensional dan memiliki umur pakai yang lebih lama (energy.gov).

  2. Dampak Positif bagi Lingkungan

    Penggunaan peralatan hemat energi membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dan polusi udara. Dengan menurunkan konsumsi energi, kita turut berkontribusi dalam upaya global untuk memerangi perubahan iklim dan menjaga kelestarian lingkungan. Menurut Badan Energi Internasional (IEA), peningkatan efisiensi energi dapat mengurangi emisi CO₂ global hingga 40% pada tahun 2040 (iea.org).

  3. Peningkatan Nilai Properti

    Rumah yang dilengkapi dengan peralatan hemat energi cenderung memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Calon pembeli seringkali mempertimbangkan efisiensi energi sebagai faktor penting, karena dapat mengurangi biaya operasional rumah dalam jangka panjang.

  4. Dukungan terhadap Kebijakan Pemerintah

    Pemerintah Indonesia telah menerapkan Standar Kinerja Energi Minimum (SKEM) dan Label Tanda Hemat Energi (LTHE) untuk berbagai peralatan rumah tangga. Dengan memilih produk berlabel hemat energi, konsumen mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan efisiensi energi nasional dan mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil (esdm.go.id).

Investasi pada peralatan berlabel hemat energi bukan hanya langkah cerdas secara finansial, tetapi juga merupakan kontribusi nyata dalam menjaga kelestarian lingkungan dan mendukung pembangunan berkelanjutan.

Kesimpulan

Menghemat energi listrik selama bekerja dari rumah (WFH) bukan hanya tentang menekan biaya, tetapi juga berkontribusi pada pelestarian lingkungan. Dengan memahami peralatan mana yang paling banyak mengonsumsi listrik dan menerapkan tips praktis yang telah dibahas, Anda dapat mengurangi konsumsi energi secara signifikan.

Tindakan yang Dapat Dilakukan:

  1. Evaluasi Penggunaan Peralatan Elektronik: Catat peralatan mana saja yang sering digunakan dan pertimbangkan apakah penggunaannya dapat dikurangi atau dijadwalkan ulang.

  2. Investasi pada Peralatan Hemat Energi: Pertimbangkan untuk mengganti peralatan lama dengan yang berlabel hemat energi untuk penghematan jangka panjang.

  3. Rutin Melakukan Perawatan: Pastikan peralatan seperti AC dan kulkas mendapatkan perawatan rutin agar tetap efisien dalam penggunaan energi.

  4. Edukasi Keluarga: Libatkan seluruh anggota keluarga dalam upaya penghematan energi dengan memberikan pemahaman tentang pentingnya efisiensi energi.

Dengan langkah-langkah tersebut, Anda tidak hanya mengurangi tagihan listrik, tetapi juga berperan aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan.

Written by:

Tim Redaksi

Bagikan artikel ini jika Anda merasa terbantu