subsidi listrik
kebijakan energi
PLN
transisi energi
keadilan sosial

Subsidi Listrik 2024: Siapa yang Berhak dan Bagaimana Cara Mendapatkannya?

21-11-2024 15 min read

Subsidi Listrik 2024: Siapa yang Berhak dan Bagaimana Cara Mendapatkannya?

Subsidi listrik telah menjadi salah satu kebijakan penting di Indonesia untuk memastikan masyarakat miskin dan rentan dapat menikmati akses energi listrik dengan biaya terjangkau. Pada tahun 2024, pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp73,24 triliun untuk subsidi listrik. Kebijakan ini tidak hanya bertujuan untuk meringankan beban hidup masyarakat kurang mampu tetapi juga mendukung usaha kecil dalam menghadapi tantangan ekonomi.

Namun, pelaksanaan subsidi listrik tidak lepas dari tantangan, seperti memastikan penerima manfaat adalah pihak yang benar-benar membutuhkan. Oleh karena itu, subsidi listrik 2024 difokuskan untuk tepat sasaran, dengan memprioritaskan rumah tangga miskin dan usaha kecil melalui data yang terintegrasi.

Artikel ini akan membahas segala hal tentang subsidi listrik 2024: mulai dari kebijakan utama, siapa yang berhak menerima, hingga cara memeriksa hak Anda. Dengan informasi ini, Anda dapat memahami bagaimana subsidi ini dapat membantu masyarakat, sekaligus mendukung transisi energi yang lebih berkelanjutan.

Apa Itu Subsidi Listrik?

Subsidi listrik adalah bantuan finansial dari pemerintah yang bertujuan untuk meringankan biaya listrik bagi kelompok masyarakat tertentu. Kebijakan ini dirancang untuk memastikan semua lapisan masyarakat, terutama yang kurang mampu, tetap dapat menikmati akses listrik dengan tarif yang terjangkau. Selain itu, subsidi listrik juga menjadi salah satu strategi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi kecil dan menengah.

Di Indonesia, subsidi listrik diberikan melalui mekanisme pengurangan tarif listrik untuk rumah tangga dan usaha kecil yang memenuhi kriteria tertentu. Misalnya, rumah tangga dengan daya listrik 450 VA dan 900 VA sering kali menjadi penerima utama. Kriteria ini didasarkan pada data dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), yang digunakan untuk menentukan rumah tangga miskin dan rentan yang berhak menerima bantuan.

Kebijakan ini bukan tanpa tantangan. Salah satu isu yang sering dihadapi adalah subsidi yang tidak tepat sasaran, di mana rumah tangga yang sebenarnya mampu secara ekonomi tetap mendapatkan manfaat subsidi. Pemerintah terus memperbaiki mekanisme penyaluran agar lebih efektif dan sesuai dengan tujuan.

Subsidi listrik juga berperan penting dalam mendukung agenda transisi energi. Dengan memberikan akses energi yang lebih murah dan luas, pemerintah berharap dapat mendorong penggunaan listrik yang lebih efisien dan ramah lingkungan.

subsidi listrik hingga 2024

Subsidi Listrik 2024: Kebijakan Utama

Pada tahun 2024, pemerintah Indonesia mengalokasikan anggaran sebesar Rp73,24 triliun untuk subsidi listrik, yang mencakup juga kurang bayar dari tahun sebelumnya sebesar Rp2,02 triliun. Anggaran ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk menjaga akses energi yang terjangkau bagi masyarakat miskin dan rentan. Bahkan, pada tahun 2025, subsidi listrik direncanakan naik menjadi Rp90,22 triliun, mengakomodasi peningkatan penerima hingga mencapai 42,08 juta pelanggan, naik dari 40,89 juta pelanggan pada 2024.

Fokus Kebijakan 2024

Kebijakan subsidi listrik tahun ini memiliki beberapa fokus utama:

  1. Penargetan Tepat Sasaran
    Pemerintah menggunakan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) sebagai dasar penentuan penerima manfaat. Hal ini bertujuan memastikan bahwa subsidi hanya diberikan kepada kelompok yang benar-benar membutuhkan, seperti:

    • Rumah tangga dengan daya listrik 450 VA dan 900 VA.
    • Usaha kecil dan kelompok rentan lainnya.
  2. Pengawasan Penyalahgunaan
    Upaya ini melibatkan pengawasan ketat untuk mencegah subsidi dinikmati oleh kelompok yang tidak berhak, seperti masyarakat mampu atau pengguna kendaraan mewah yang menyalahgunakan fasilitas subsidi.

  3. Prioritas Wilayah Terpencil
    Subsidi juga difokuskan pada masyarakat di wilayah Indonesia Timur dan pedalaman Kalimantan, di mana akses energi masih terbatas dan mahal.

Kaitannya dengan Transisi Energi

Subsidi listrik tidak hanya bertujuan sosial tetapi juga mendukung agenda transisi energi nasional. Dengan subsidi yang lebih baik, masyarakat dapat beralih ke penggunaan listrik yang lebih efisien dan ramah lingkungan, yang pada akhirnya mempercepat adopsi energi terbarukan di tingkat rumah tangga.

Siapa yang Berhak Mendapatkan Subsidi Listrik?

Subsidi listrik pada tahun 2024 difokuskan pada kelompok masyarakat yang paling membutuhkan. Hal ini dilakukan untuk memastikan penggunaan anggaran negara yang lebih efektif, sekaligus mendukung keadilan sosial. Berikut adalah kriteria utama penerima subsidi listrik berdasarkan kebijakan pemerintah:

1. Rumah Tangga Miskin dan Rentan

Penerima utama subsidi adalah rumah tangga dengan daya listrik 450 VA dan 900 VA. Kelompok ini diidentifikasi melalui Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang dikelola oleh Kementerian Sosial. Data ini mencakup informasi lengkap tentang kondisi ekonomi dan sosial masyarakat di seluruh Indonesia.

Contoh Penerima:

  • Rumah tangga dengan penghasilan rendah di pedesaan.
  • Lansia yang tinggal sendiri dan tidak memiliki sumber pendapatan tetap.

2. Usaha Kecil

Selain rumah tangga, subsidi juga diberikan kepada pelaku usaha kecil yang menggunakan daya listrik rendah. Dukungan ini bertujuan membantu pelaku usaha bertahan dan berkembang dalam situasi ekonomi yang menantang.

3. Wilayah Prioritas

Subsidi listrik juga difokuskan pada masyarakat yang tinggal di:

  • Wilayah Indonesia Timur, seperti Papua dan Nusa Tenggara.
  • Pedalaman Kalimantan, di mana akses listrik sering kali masih mahal dan terbatas.

Mengapa Wilayah Ini Diprioritaskan?
Wilayah-wilayah ini menghadapi tantangan infrastruktur dan biaya listrik yang lebih tinggi dibandingkan wilayah lain di Indonesia. Subsidi menjadi penyeimbang untuk memastikan pemerataan akses energi.

4. Penggunaan Tepat

Pemerintah juga menekankan subsidi diberikan pada penggunaan listrik yang sesuai, seperti untuk keperluan rumah tangga dan usaha kecil, bukan untuk kegiatan konsumtif yang tidak produktif.


Bagaimana Memastikan Anda Berhak?

Untuk mengetahui apakah Anda termasuk dalam kategori penerima subsidi, Anda dapat:

  1. Memeriksa Tagihan Listrik
    Jika Anda mendapatkan subsidi, tagihan listrik Anda biasanya sudah menunjukkan tarif subsidi sesuai dengan daya listrik Anda (450 VA atau 900 VA).
  2. Menghubungi PLN
    Melalui call center atau aplikasi PLN Mobile, Anda dapat memverifikasi status keanggotaan subsidi listrik Anda.

Dengan kriteria dan mekanisme yang ada, subsidi listrik 2024 diharapkan dapat memberikan dampak nyata bagi masyarakat miskin, rentan, dan wilayah tertinggal.

Cara Mengecek Status Subsidi Listrik Anda

Bagi masyarakat yang ingin mengetahui apakah mereka mendapatkan subsidi listrik, pemerintah telah menyediakan beberapa mekanisme yang mudah diakses. Berikut adalah langkah-langkahnya:


1. Cek Tagihan Listrik Secara Langsung

Anda dapat melihat tagihan listrik bulanan untuk memastikan apakah tarif subsidi diterapkan. Biasanya, rumah tangga yang mendapatkan subsidi akan memiliki tarif lebih rendah dibandingkan tarif normal non-subsidi.

  • Daya 450 VA: Tarif subsidi sekitar Rp415 per kWh.
  • Daya 900 VA (RTS - Rumah Tangga Subsidi): Tarif subsidi sekitar Rp605 per kWh.

Tagihan ini dapat dilihat melalui:

  • Struk pembayaran (fisik atau digital).
  • Riwayat pembayaran di aplikasi atau website penyedia layanan.

2. Gunakan Aplikasi PLN Mobile

Pemerintah melalui PLN menyediakan aplikasi resmi bernama PLN Mobile. Aplikasi ini memungkinkan Anda untuk:

  • Mengecek status pelanggan subsidi berdasarkan nomor meteran.
  • Mengajukan pertanyaan atau komplain terkait tagihan listrik.

Langkah-langkah:

  1. Unduh aplikasi PLN Mobile di Google Play Store atau App Store.
  2. Login atau daftar akun menggunakan nomor pelanggan.
  3. Pilih menu “Informasi Pelanggan” untuk mengecek status subsidi.

3. Hubungi Call Center PLN

Jika Anda kesulitan memeriksa secara mandiri, Anda dapat menghubungi Call Center PLN di nomor 123 (kode area + 123). Tim PLN akan membantu Anda memeriksa status subsidi berdasarkan nomor pelanggan atau nomor meter.


4. Kunjungi Kantor PLN Terdekat

Bagi mereka yang tidak memiliki akses internet atau aplikasi, kantor PLN terdekat selalu tersedia untuk memberikan layanan. Cukup bawa identitas diri dan nomor meteran listrik Anda.


5. Gunakan Website Resmi Pemerintah

Beberapa layanan pemerintah juga terintegrasi dengan subsidi listrik, seperti portal DTKS yang dikelola oleh Kementerian Sosial. Di sini, Anda bisa memeriksa status penerima manfaat berdasarkan NIK.

[TAMBAH SCREENSHOT ATAU DIAGRAM ALUR CEK SUBSIDI VIA PLN MOBILE]


Melalui langkah-langkah ini, pemerintah berharap masyarakat yang benar-benar membutuhkan dapat memastikan kelayakan mereka sebagai penerima subsidi, sekaligus mendorong transparansi dalam penyaluran bantuan.

Bagaimana Kebijakan Subsidi Mempengaruhi Kehidupan Sehari-Hari?

Kebijakan subsidi listrik tidak hanya memiliki dampak besar terhadap keuangan negara, tetapi juga langsung memengaruhi kehidupan sehari-hari masyarakat. Subsidi listrik dirancang untuk membantu rumah tangga dengan daya rendah agar dapat menikmati energi yang lebih terjangkau, terutama bagi golongan yang rentan dan miskin. Berikut adalah beberapa cara kebijakan subsidi listrik memengaruhi kehidupan masyarakat:


1. Membantu Mengurangi Beban Keuangan Keluarga

Bagi rumah tangga dengan daya 450 VA atau 900 VA, subsidi listrik memberikan keringanan dalam biaya bulanan. Sebagai contoh, pelanggan dengan daya 450 VA yang menggunakan listrik dengan tarif subsidi akan membayar jauh lebih rendah dibandingkan dengan tarif normal non-subsidi yang bisa mencapai lebih dari Rp1.000 per kWh. Ini jelas memberikan penghematan yang signifikan bagi keluarga dengan penghasilan terbatas.

  • Contoh Penghematan:
    Sebuah rumah tangga dengan konsumsi listrik 100 kWh per bulan akan membayar sekitar Rp41.500 untuk daya 450 VA, sementara tanpa subsidi, tarif bisa mencapai Rp100.000 atau lebih.

2. Akses Energi untuk Usaha Kecil

Usaha kecil yang bergantung pada daya listrik rendah juga merasakan dampak positif dari subsidi listrik. Dengan biaya listrik yang lebih terjangkau, pelaku usaha kecil dapat menekan biaya operasional, yang memungkinkan mereka untuk bertahan dalam kondisi ekonomi yang menantang. Ini tidak hanya menguntungkan pemilik usaha, tetapi juga menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kualitas hidup di komunitas lokal.


3. Meningkatkan Kualitas Hidup di Wilayah Terpencil

Subsidi juga memberikan pengaruh signifikan di wilayah yang sebelumnya kurang mendapatkan perhatian dalam hal distribusi listrik, seperti Indonesia Timur dan pedalaman Kalimantan. Dengan subsidi, pemerintah memfasilitasi penyediaan energi yang lebih terjangkau bagi masyarakat di daerah-daerah ini. Hal ini dapat meningkatkan kualitas hidup, memberikan akses ke pendidikan, kesehatan, dan memungkinkan perkembangan usaha di daerah-daerah yang sebelumnya kekurangan infrastruktur.

  • Dampak Jangka Panjang:
    Peningkatan akses listrik di wilayah terpencil juga mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan meningkatkan kualitas layanan publik.

4. Mengurangi Ketimpangan Sosial

Dengan subsidi yang terfokus pada masyarakat miskin, kebijakan ini dapat membantu mengurangi kesenjangan sosial yang ada di Indonesia. Subsidi listrik memungkinkan lebih banyak rumah tangga miskin untuk mengakses listrik tanpa terbebani oleh biaya tinggi. Ini juga mempermudah akses ke fasilitas yang membutuhkan listrik, seperti sekolah dan klinik kesehatan, yang sangat krusial untuk perkembangan sosial dan ekonomi.


5. Perubahan Perilaku Konsumsi Energi

Meskipun subsidi memberikan keuntungan langsung, kebijakan ini juga mengarah pada perubahan perilaku konsumsi energi di masyarakat. Subsidi yang tepat sasaran mendorong rumah tangga untuk lebih bijak dalam menggunakan energi, misalnya dengan mengurangi pemakaian listrik di luar kebutuhan dasar. Pemerintah juga dapat mendorong penggunaan teknologi hemat energi untuk memastikan manfaat subsidi dapat dirasakan secara maksimal oleh semua pihak.


6. Tantangan Pengawasan dan Keberlanjutan

Meski memiliki dampak positif, subsidi listrik juga menghadapi tantangan dalam hal pengawasan dan keberlanjutan. Penyalahgunaan subsidi oleh kelompok yang tidak berhak atau penyalahgunaan oleh sektor industri besar bisa mengurangi efektivitas subsidi itu sendiri. Oleh karena itu, kebijakan pemerintah yang menekankan pada penargetan tepat sasaran sangat krusial untuk memastikan subsidi benar-benar sampai ke pihak yang membutuhkan.

Dengan kebijakan subsidi listrik yang lebih terarah, diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus mendorong transisi energi yang lebih ramah lingkungan. Ke depannya, perlu pengawasan yang lebih ketat dan pemanfaatan teknologi untuk memastikan manfaat subsidi ini dapat terus dirasakan oleh masyarakat Indonesia yang membutuhkan.

Perkembangan Subsidi Listrik ke Depan

Subsidi listrik menjadi salah satu instrumen penting dalam memastikan pemerataan akses energi di Indonesia. Ke depan, subsidi ini diperkirakan akan mengalami beberapa perubahan, seiring dengan perkembangan kebutuhan energi nasional, pengelolaan anggaran, dan teknologi baru. Berikut adalah beberapa tren yang diprediksi akan terjadi terkait subsidi listrik di masa depan:


1. Penargetan Subsidi yang Lebih Tepat Sasaran

Salah satu fokus utama pemerintah adalah penargetan subsidi yang lebih tepat sasaran. Dengan adanya teknologi informasi dan data yang lebih akurat, pemerintah dapat mengidentifikasi lebih baik siapa yang benar-benar membutuhkan subsidi, serta mencegah penyalahgunaan yang dapat merugikan keuangan negara.

Contoh Perkembangan:

  • Penggunaan Data Digital: Teknologi seperti Big Data dan Internet of Things (IoT) memungkinkan pemantauan yang lebih baik terhadap penggunaan listrik dan membantu dalam pemetaan masyarakat yang membutuhkan subsidi.
  • Sistem DTKS: Program Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) akan semakin diperbaiki untuk memastikan bahwa subsidi hanya diterima oleh keluarga miskin dan rentan.

Dengan demikian, ke depan, diharapkan subsidi lebih fokus kepada yang benar-benar membutuhkan dan dapat mengurangi ketimpangan.


2. Transisi ke Energi Terbarukan

Pemerintah juga menargetkan transisi menuju energi terbarukan. Meskipun subsidi listrik saat ini lebih berfokus pada penggunaan energi fosil, terutama dalam hal tarif listrik untuk rumah tangga dan industri kecil, Indonesia berkomitmen untuk beralih ke energi terbarukan.

Proyeksi Energi Terbarukan:

  • Pemerintah berencana untuk meningkatkan penggunaan pembangkit listrik berbasis energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, dan bioenergi dalam beberapa tahun mendatang.
  • Subsidi untuk energi terbarukan ini dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan membantu mencapai target net-zero emissions pada 2060.

3. Penyesuaian Tarif Listrik untuk Mendorong Penghematan Energi

Di masa depan, pemerintah dapat mengembangkan kebijakan tarif listrik berbasis konsumsi. Ini berarti rumah tangga dengan konsumsi listrik tinggi akan dikenakan tarif yang lebih tinggi, sementara yang menggunakan lebih sedikit akan mendapatkan tarif subsidi. Hal ini bertujuan untuk:

  • Mengurangi pemborosan energi di kalangan masyarakat.
  • Mendorong perilaku hemat energi, baik di rumah tangga maupun industri.

Selain itu, teknologi seperti smart meters akan memungkinkan pelanggan untuk lebih mengontrol penggunaan listrik mereka dan mendapatkan informasi lebih akurat mengenai konsumsi energi mereka.


4. Subsidi Berdasarkan Kinerja Ekonomi Daerah

Subsidi listrik di masa depan juga mungkin akan lebih disesuaikan dengan kondisi ekonomi di setiap daerah. Daerah-daerah dengan tingkat kemiskinan yang lebih tinggi atau yang memiliki akses terbatas terhadap energi mungkin akan mendapatkan subsidi lebih besar untuk membantu mereka menjaga kesejahteraan ekonomi. Sementara itu, daerah dengan ekonomi lebih berkembang mungkin akan mendapatkan subsidi yang lebih kecil.

Contoh Pengaruhnya:

  • Daerah Indonesia Timur yang cenderung lebih miskin dan kesulitan dalam mengakses energi yang terjangkau, akan terus menjadi fokus utama dalam alokasi subsidi listrik di masa depan.

5. Pengembangan Infrastruktur dan Teknologi Penyediaan Listrik

Selain subsidi langsung, perkembangan infrastruktur kelistrikan seperti pembangkit listrik, transmisi, dan distribusi juga akan berpengaruh pada kebijakan subsidi. Pemerintah akan berupaya untuk meningkatkan kapasitas sistem kelistrikan nasional, dengan fokus pada pembangunan jaringan smart grid yang lebih efisien dan tahan terhadap bencana.

Selain itu, untuk mendukung penyediaan listrik yang lebih adil, proyek pembangkit listrik berbasis energi terbarukan dan distribusi listrik di pedalaman akan terus ditingkatkan, seiring dengan dorongan untuk mencapai kemandirian energi.


6. Digitalisasi dan Monitoring Penggunaan Listrik

Dalam era digitalisasi, pemerintah Indonesia berencana untuk memanfaatkan platform digital untuk memonitor konsumsi listrik secara lebih efektif. Sistem ini akan melibatkan:

  • Meteran digital pintar yang dapat memberikan informasi secara real-time mengenai penggunaan listrik, memungkinkan konsumen dan PLN untuk memantau dan menyesuaikan konsumsi.
  • Aplikasi pemantauan subsidi yang memudahkan masyarakat untuk mengetahui status subsidi mereka dan cara efisien untuk mengelola penggunaan energi.

Dengan berbagai perubahan tersebut, tujuan utama pemerintah adalah membuat subsidi listrik lebih berkelanjutan dan efektif, serta memberikan dampak positif bagi masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Di sisi lain, transisi ke energi terbarukan dan pemanfaatan teknologi baru diharapkan dapat memperkuat sistem kelistrikan nasional dan mengurangi ketergantungan pada energi fosil dalam jangka panjang.

Kesimpulan dan Langkah Selanjutnya untuk Masyarakat

Di penghujung tahun 2024, pemerintah Indonesia telah memutuskan untuk mengalokasikan anggaran subsidi listrik sebesar Rp 90,22 triliun, dengan target lebih dari 42 juta pelanggan yang akan menerima manfaat ini pada tahun 2025. Subsidi listrik ini bukan hanya membantu masyarakat dalam mengurangi beban biaya hidup, tetapi juga mencerminkan komitmen pemerintah dalam memastikan bahwa seluruh lapisan masyarakat, khususnya yang berada di daerah dengan keterbatasan infrastruktur energi, dapat menikmati layanan listrik dengan tarif yang terjangkau.

Namun, seiring dengan kebijakan ini, ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan dan diambil oleh masyarakat agar dapat memanfaatkan subsidi dengan lebih optimal:

1. Menggunakan Listrik dengan Bijak

Penerima subsidi listrik harus mulai memahami bahwa efisiensi dalam penggunaan listrik akan sangat penting ke depannya. Penggunaan energi yang hemat tidak hanya bermanfaat bagi pengelolaan anggaran rumah tangga, tetapi juga mendukung upaya pemerintah untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil. Beberapa langkah yang bisa diambil antara lain:

  • Mengganti lampu dengan LED yang lebih hemat energi.
  • Menggunakan peralatan elektronik dengan bijak, seperti mematikan perangkat saat tidak digunakan.
  • Memanfaatkan energi terbarukan, seperti panel surya di rumah, untuk mengurangi biaya listrik.

2. Memahami Proses Penargetan Subsidi

Penting untuk mengetahui bahwa penargetan subsidi akan semakin tepat sasaran dengan bantuan teknologi. Dengan sistem pemantauan yang lebih canggih, termasuk smart meters dan aplikasi mobile untuk pelaporan, masyarakat dapat lebih mudah memahami apakah mereka layak menerima subsidi atau tidak. Oleh karena itu, sangat penting bagi masyarakat untuk tetap mengikuti informasi terbaru mengenai kebijakan ini.

3. Manfaatkan Teknologi Digital untuk Mengontrol Konsumsi

Sebagai langkah proaktif, masyarakat diharapkan lebih terbuka terhadap penggunaan teknologi digital untuk mengontrol konsumsi listrik mereka. Beberapa aplikasi yang diluncurkan oleh pemerintah dan PLN dapat memberikan gambaran jelas tentang seberapa banyak listrik yang digunakan setiap bulan, serta memberi saran untuk penghematan.

4. Dukungan Terhadap Kebijakan Pemerintah

Masyarakat juga bisa berperan aktif dalam mendukung transisi ke energi terbarukan dengan mendukung kebijakan yang ada, seperti yang sedang dipersiapkan pemerintah untuk mengalihkan sebagian subsidi ke sumber energi yang lebih ramah lingkungan. Hal ini akan menjadi langkah penting dalam menjaga keberlanjutan energi di Indonesia.

Apa yang Bisa Kita Harapkan untuk Masa Depan?

Dengan proyeksi anggaran yang terus meningkat dan kebijakan penargetan yang lebih cerdas, subsidi listrik di masa depan diharapkan tidak hanya memberikan manfaat jangka pendek, tetapi juga menjadi fondasi bagi pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Masyarakat diharapkan tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga berperan aktif dalam menjaga kelestarian energi dan mendukung kebijakan pemerintah untuk mencapai energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.

Kita perlu mulai berpikir lebih jauh tentang sumber daya energi yang kita gunakan, dan bagaimana kita bisa berkontribusi dalam mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, sambil memastikan keberlanjutan subsidi yang menguntungkan seluruh rakyat Indonesia.

Written by:

Tim Redaksi

Bagikan artikel ini jika Anda merasa terbantu